Datang ke Kampung Dukuh sungguh membawa kesejukan dan ketenangan. Alamnya yang masih asri dan pola hidup masyarakatnya yang sederhana memberikan ketenangan bagi siapa saja yang singgah ke salah satu kampung adat yang ada di Jaba ini.
Warga Kampung Dukuh tinggal di rumah panggung, sebuah bangunan berwujud empat persegi panjang, terbuat dari kayu atau bambu tanpa paku, dan beratap daun ilalang yang dilapis ijuk. Semua bangunan di sini menghadap arah Barat dan Timur.
“Rumah penduduk kampung kami tidak menggunakan dinding tembok dan tidak menggunakan paku. Selain itu, juga tidak memakai listrik dan barang elektronik,” ujar Ipin, seorang warga.
Warga kampung Dukuh menganggap, benda-benda elektronik lebih banyak mudharat ketimbang manfaat. Tak hanya itu, alat makan yang digunakan warga setempat pun juga unik. Berasal dari pepohonan hutan setempat, seperti dari bambu dan batok kelapa.
Kampung Dukuh, Al'quran Braille merupakan salah satu kampung adat yang masih menganut kepercayaan nenek moyang. Begitu juga dalam melaksanakan peribadatan, warganya memiliki cara tersendiri.
Saat waktu salat tiba, tak terdengar adzan memakai pengeras elektronik, yang terdengar hanya tabuhan bedug besar, tanda panggilan kepada warga kampung untuk beribadah.
Cara tradisional lewat pukulan bedug, dibagi menjadi beberapa kode. Pukulan pertama ditabuh satu kali, menandakan warga siap-siap datang ke masjid.
Labels:
Budaya Sunda,
Kebudayaan Indonesia
0 Komentar untuk "Kampung Dukuh Kampung Adat Sunda di Cikelet Pameungpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat"